Sabtu, 04 Juni 2016

Gunung Cepu,Batumirah,Bumijawa,Tegal,Jawa Tengah



Selamat pagi....
Ini postingan pertama tentang “kluyuran saya”,masih fresh kaya freshcare.
Tempat pertama yang saya mau iming imingi adalah sebuah tempat yang katanya pernah dikunjungi presiden SBY pada tahun 2009 *kalau gak bener* namanya adalah Bukit atau Gunung Cepu.
Sebenarnya ini adalah sebuah makam yang berada di atas bukit,tetapi karena mungkin pemandangannya cukup bagus jadi sekaligus dijadikan tempat wisata. Ide saya kesini adalah setelah searching di google tentang tempat wisata di daerah Tegal,banyak sekali yang muncul,tetapi saya kira semuanya terlalu terkenal,saya mau tempat yag gak terlalu terkenal dan jarang dikunjungi,jadi gak mainstream. Saya menemukan Bukit Cepu ini,tidak banyak foto yang saya lihat berlokasi di bukit ini (dan di akhir cerita saya akan tau alasannya).
Hari Jum’at tanggal 3 Juni 2016,setelah menyelesaikan ulangan kenaikan kelas,saya dan kedua teman saya langsung menuju kesana. Letaknya cukup sulit karena tidak terlalu terkenal jadi beberapa kali kami harus bolak balik untuk mencarinya. Dimulai dari pertigaan Yomani,kita ambil arah kanan *jika ambil kiri adalah arah Guci* untuk menuju ke Bumijawa,setelah itu kita terus lurus sampai menemukan pertigaan lagi,kita ambil kiri lagi sampai menemukan pabrik air minum atau Bumijawa Park sebagai pedoman. Setelah itu lurus sampai menemukan pertigaan atau perempatan saya agak lupa,kita ambil kiri lagi lalu terus. Jalan disini akan sedikit menanjak,jadi diminta untuk hati hati. Sampai kita menemukan plang desa Batumirah,tapi kita tidak masuk ke desa,kita terus lurus di jalan beraspal,tetapi setelah menjumpai plang desa tersebut,sebaiknya kita pelan pelan karena papan petunjuk Bukit Cepu tidak terlalu besar dan tidak seperti papan petunjuk *maksudnya apa* plang tersebut ada di sisi kiri jalan. Plang berwarna putih dengan tulisan hijau kecil itu berada di depan Mushola. Untuk kendaraan bisa kita titipkan ke rumah warga. Lalu setelah menemukan plang kita akan naik ke bukit.
Dari jalan raya kita akan meniti jalan berbatu untuk naik ke atas. Jalan berbatu hanya sampai lapangan. Ya,diatas kita akan menemukan lapangan. Untuk orang dengan berat badan yang agak kurang ajar melewati batas maksimum,perjalanan dari jalan raya aspal sampai lapangan pun saya rasa cukup berat *lagi cerita*. Ya,kita harus naik terus,terus dan terus sampai hutan pinus diatas yang agak landai. Disana kita akan banyak menemukan jalan setapak bercabang,tetapi jangan belok belok,takutnya nyasar.  Sampai di tanah yang agak landai,kita akan menjumpai kamar mandi kecil. Disana ada arahan untuk bersuci sebelum naik ke makam.
  
On The Way   
 
 Disini bencana mulai hadir. Salah satu dari kami ada yang sedang berhalangan,aku melihat ke matanya,disana mengisyaratkan ketakutan yang mendalam. Setelah saya mengumpulkan keberanian yang tidak jua terkumpul,akhirnya saya nekat naik duluan ke makam,sendirian. Setelah saya rasa aman *gak tau gimana bisa saya menyimpulkan kalau itu aman* saya panggil teman yang masih ada di bawah,mereka naik,saya stop mereka,saya suruh mereka salam,mereka nurut. Lalu kami maju bareng bareng sampai depan pintu makam,kami berdiri,bingung,kok gak sama ama yang di google. Kami lihat Cuma makam,gak ada bukit kembar yang mengapit. Lalu kami lihat ada jalan sempit sebelah kiri tepat disamping jurang. Kami coba lewat jalan itu,tetep gak sama ama yang di google. Kami naik lewat yang kayaknya anak tangga buatan. Nha disini agak mirip sama yang di google,kami terus jalan sampai tanah landai yang masya Allah kotor. Banyak ilalang juga nyamuk,mungkin nyamuk disini itu nenek moyang nya para nyamuk. Masya Allah,gede gede banget. Tempat yang hampir mirip sama yang di google ini kami hayati. Lalu kesimpulannya. Iya ,tempat ini adalah tempat yang sama ama yang di google. Apakah Pak SBY waktu kesini begini keadaannya? 
Pasti Salah Satu Pinus Tersebut Ditanam Pak SBY
 
Kami bertiga murung. Kecewa berat,diantara kekecewaan itu para nyamuk membantu dalam mendalami kekecewaan. Kami turun lagi ke makam,loyo,lesu,gak cantik *dari dulu* . setelah turun dari makam yang anak tangganya berlumut *dan kami kepleset hampir jatuh karenanya* kami sampai di bawah,di hutan pinus. Kami duduk,sepi,dingin,gak ada siapa siapa. Kami saling diam *kayak orang pacaran lagi berantem* saya keluarkan kamera,saya coba foto pinus pinus,tapi kamera saya ternyata lowbatt. Saya gak marah *cuma muka jadi merah*. Salah satu dari kami turun,ke hutan pinus dia bilang,kalau dipikir pikir ini bagus juga,kayak di Twilight. Lalu kami berdua menyusul turun. Iya,rasanya ada Edward Edward nya gitu. Yah,selanjutnya sifat ke alay an kita muncul. Foto foto,kejar kejar an kayak film India sampai pada akhirnya kami lapar dan lapar itulah alasan paling kuat untuk kami menyudahi kealayan ini. Lalu kami turun,turunpun ternyata gak kalah indah sama yang diatas,dari sini kita bisa lihat perumahan dan persawahan sekitar. Kita juga sempat berpapasan dengan beberapa warga desa. Mereka ramah dan kuat serta sehat. Setelah sampai dibawah kami ambil motor dan langsung nyari makan. Gak ada gunung yang di google,hutan pinus pun jadi.
Timer Mode      

Udah Gak Takut Lagi

Edward mana Edward


















 
Sekian dan terima uang. Maksudnya,terima kasih.
Perjalanan Pulang



Rekomendasi :
11.  Sebelum naik sebaiknya bawa lotion anti nyamuk atau obat nyamuk bakar (sesuai selera).
22. Sebenarnya kalau tempat ini di kelola dengan baik,saya yakin tempat ini juga akan jadi tempat wisata yang recomended untuk para alayers.
33. Pak SBY gak usah kesini lagi,ntar digigit nyamuk.

c Tambahan : (dulu begini)