Selamat pagi....
Ini postingan pertama tentang “kluyuran saya”,masih fresh
kaya freshcare.
Tempat pertama yang saya mau
iming imingi adalah sebuah tempat yang katanya pernah dikunjungi presiden SBY
pada tahun 2009 *kalau gak bener* namanya adalah Bukit atau Gunung Cepu.
Sebenarnya ini adalah sebuah
makam yang berada di atas bukit,tetapi karena mungkin pemandangannya cukup bagus jadi sekaligus dijadikan tempat
wisata. Ide saya kesini adalah setelah searching di google tentang tempat
wisata di daerah Tegal,banyak sekali yang muncul,tetapi saya kira semuanya
terlalu terkenal,saya mau tempat yag gak terlalu terkenal dan jarang
dikunjungi,jadi gak mainstream. Saya
menemukan Bukit Cepu ini,tidak banyak foto yang saya lihat berlokasi di bukit
ini (dan di akhir cerita saya akan tau alasannya).
Hari Jum’at tanggal 3 Juni
2016,setelah menyelesaikan ulangan kenaikan kelas,saya dan kedua teman saya
langsung menuju kesana. Letaknya cukup sulit karena tidak terlalu terkenal jadi
beberapa kali kami harus bolak balik untuk mencarinya. Dimulai dari pertigaan
Yomani,kita ambil arah kanan *jika ambil kiri adalah arah Guci* untuk menuju ke
Bumijawa,setelah itu kita terus lurus sampai menemukan pertigaan lagi,kita
ambil kiri lagi sampai menemukan pabrik air minum atau Bumijawa Park sebagai
pedoman. Setelah itu lurus sampai menemukan pertigaan atau perempatan saya agak
lupa,kita ambil kiri lagi lalu terus. Jalan disini akan sedikit menanjak,jadi
diminta untuk hati hati. Sampai kita menemukan plang desa Batumirah,tapi kita
tidak masuk ke desa,kita terus lurus di jalan beraspal,tetapi setelah menjumpai
plang desa tersebut,sebaiknya kita pelan pelan karena papan petunjuk Bukit Cepu
tidak terlalu besar dan tidak seperti papan petunjuk *maksudnya apa* plang
tersebut ada di sisi kiri jalan. Plang berwarna putih dengan tulisan hijau
kecil itu berada di depan Mushola. Untuk kendaraan bisa kita titipkan ke rumah
warga. Lalu setelah menemukan plang kita akan naik ke bukit.
Dari jalan raya kita akan meniti
jalan berbatu untuk naik ke atas. Jalan berbatu hanya sampai lapangan.
Ya,diatas kita akan menemukan lapangan. Untuk orang dengan berat badan yang
agak kurang ajar melewati batas maksimum,perjalanan dari jalan raya aspal sampai lapangan
pun saya rasa cukup berat *lagi cerita*. Ya,kita harus naik terus,terus dan
terus sampai hutan pinus diatas yang agak landai. Disana kita akan banyak menemukan
jalan setapak bercabang,tetapi jangan belok belok,takutnya nyasar. Sampai di tanah yang agak landai,kita akan
menjumpai kamar mandi kecil. Disana ada arahan untuk bersuci sebelum naik ke
makam.
![]() | |||
On The Way |
Disini bencana mulai hadir. Salah satu dari kami ada yang sedang
berhalangan,aku melihat ke matanya,disana mengisyaratkan ketakutan yang
mendalam. Setelah saya mengumpulkan keberanian yang tidak jua
terkumpul,akhirnya saya nekat naik duluan ke makam,sendirian. Setelah saya rasa
aman *gak tau gimana bisa saya menyimpulkan kalau itu aman* saya panggil teman
yang masih ada di bawah,mereka naik,saya stop mereka,saya suruh mereka
salam,mereka nurut. Lalu kami maju bareng bareng sampai depan pintu makam,kami
berdiri,bingung,kok gak sama ama yang di google. Kami lihat Cuma makam,gak ada
bukit kembar yang mengapit. Lalu kami lihat ada jalan sempit sebelah kiri tepat
disamping jurang. Kami coba lewat jalan itu,tetep gak sama ama yang di google.
Kami naik lewat yang kayaknya anak tangga buatan. Nha disini agak mirip sama
yang di google,kami terus jalan sampai tanah landai yang masya Allah kotor.
Banyak ilalang juga nyamuk,mungkin nyamuk disini itu nenek moyang nya para
nyamuk. Masya Allah,gede gede banget. Tempat yang hampir mirip sama yang di
google ini kami hayati. Lalu kesimpulannya. Iya ,tempat ini adalah tempat yang
sama ama yang di google. Apakah Pak SBY waktu kesini begini keadaannya?
![]() |
Pasti Salah Satu Pinus Tersebut Ditanam Pak SBY |
Kami
bertiga murung. Kecewa berat,diantara kekecewaan itu para nyamuk membantu dalam
mendalami kekecewaan. Kami turun lagi ke makam,loyo,lesu,gak cantik *dari dulu*
. setelah turun dari makam yang anak tangganya berlumut *dan kami kepleset
hampir jatuh karenanya* kami sampai di bawah,di hutan pinus. Kami
duduk,sepi,dingin,gak ada siapa siapa. Kami saling diam *kayak orang pacaran
lagi berantem* saya keluarkan kamera,saya coba foto pinus pinus,tapi kamera
saya ternyata lowbatt. Saya gak marah *cuma muka jadi merah*. Salah satu dari
kami turun,ke hutan pinus dia bilang,kalau dipikir pikir ini bagus juga,kayak
di Twilight. Lalu kami berdua menyusul turun. Iya,rasanya ada Edward Edward nya
gitu. Yah,selanjutnya sifat ke alay an kita muncul. Foto foto,kejar kejar an
kayak film India sampai pada akhirnya kami lapar dan lapar itulah alasan paling
kuat untuk kami menyudahi kealayan ini. Lalu kami turun,turunpun ternyata gak
kalah indah sama yang diatas,dari sini kita bisa lihat perumahan dan persawahan
sekitar. Kita juga sempat berpapasan dengan beberapa warga desa. Mereka ramah
dan kuat serta sehat. Setelah sampai dibawah kami ambil motor dan langsung
nyari makan. Gak ada gunung yang di google,hutan pinus pun jadi.
![]() | ||||||
Timer Mode |
![]() |
Udah Gak Takut Lagi |
![]() |
Edward mana Edward |
Sekian dan terima uang.
Maksudnya,terima kasih.
![]() |
Perjalanan Pulang |
Rekomendasi :
11.
Sebelum naik sebaiknya bawa lotion anti nyamuk
atau obat nyamuk bakar (sesuai selera).
22. Sebenarnya kalau tempat ini di kelola dengan
baik,saya yakin tempat ini juga akan jadi tempat wisata yang recomended untuk
para alayers.
33. Pak SBY gak usah kesini lagi,ntar digigit
nyamuk.
c Tambahan : (dulu begini)